#11 It Still Rains

Written by Diaz Bela

Seorang ibu milenial, ex-News TV Reporter, dan digital enthusiast. Saya menulis tentang hal-hal yang saya sukai: pengalaman, opini, traveling, kuliner, dan lain-lain.

25 Mei 2013

Source
Hujan masih mengguyur kota, menyajikan pemandangan sendu untu Travng yang sedang duduk bersandar dan melihat pemandangan kota dari dalam taxi. Sebagai seorang backpacker, naik taksi menuju tempat tujuan merupakan keadaan haram nomor satu di list-perjalanannya. Namun apa dikata, tenaganya sudah cukup diperas oleh perjalanan Vietnam-Indonesia yang baru saja ia tempuh.
“This is your hostel, sir,” ucapan supir taxi mengalihkan pandangan Travng. Ia lalu mengeluarkan selembar uang dolar yang diterima antusias oleh si supir taxi. Setelah mengucapkan terima kasih, Travng lalu turun dan berlari kecil menuju motelnya.
“Saya sudah memesan satu kamar. Atas nama Travng.” ucapnya menggunakan Bahasa Inggris ketika ia sampai di lobi hostel. Penjaga lobi itu lalu mengangguk dan mencari namanya di sebuah buku tebal yang cukup lusuh.
Travng menggerakkan kakinya tak sabar ketika tangan keriput Ibu penjaga Lobi itu menelusuri satu persatu nama yang menghiasi buku pemesanan kamar yang setebal batu bata. Travng sangat lelah, padahal, ini bukan pengalaman pertamanya menjadi solo traveler. Travng pernah melalui hari yang lebih parah ketika ia selesai mendaki gunung di siang hari dan terpaksa langsung pulang menempuh perjalanan darat selama dua belas jam di malam harinya. Namun entahlah, peristiwa-peristiwa terakhir yang dialaminya dan keputusan finalnya untuk tidak kembali ke Vietnam sedikit berpengaruh pada kondisi kesehatannya.
“Could you spell your name, please, Sir?” pinta si Ibu Penjaga Lobi. Ia tak kunjung menemukan namanya dalam buku itu.
“T-R-A-V-N-G”
“Trang?”
Travng menggeleng. “No no, TRAV-NG.”
Ibu Penjaga Lobi itu kembali melihat bukunya.
“You will stay in here for two weeks?” tanya Ibu Penjaga Lobi dengan Bahasa Inggris yang terbata-bata.
Travng mengangguk.
“Aaaa, Trang!” akhirnya Ibu Penjaga Lobi menemukan namanya. Ia menunjuk sebuah kata: ‘Trang’. “This is you, I’m writing your name wrong! This is your key.” Ibu Penjaga Lobi menyerahkan kunci kamar dengan gantungan angka 8 sambil tertawa. “Kamarmu di lantai dua. Naik tangga itu lalu belok kanan.”
“Thank you,” ucap Travng sopan.
“You’re welcome. Have a nice day, Trang! Namanu susah sekali dilafalkan!”
Travng lalu menaiki tangga dan bergegas mencari kamarnya. Yang ia butuhkan hari ini adalah merebahkan diri di kasur dan memejamkan matanya walau sejenak. Ia butuh istirahat.
[4…]
Baca cerita sebelumnya disini.

Arsip

MEMBER OF:

logo komunitas blog
kumpulan emak blogger
Logo Komunitas BRT Network
Seedbacklink

Baca Juga Artikel Berikut:

#25 Dari Motsach 🙂

Siang tadi saya dikagetkan oleh kabar dari Inez, rekan kantor sekaligus adik tingkat saya di Komunikasi UGM. Katanya...

#24 Vietnam

Pak tua itu menyodorkan sebuah menu kearah Travng. Ia lalu mencatat sesuatu dan berjalan menuju dapur untuk membuat...

#23 Waiting

“Menunggu seseorang?” sapa sebuah suara membuyarkan lamunan Travng. Pak tua itu menatapnya. Sorot mata biru ramah yang...

Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments