18 April 2010

oleh | Mei 17, 2010 | Uncategorized | 3 Komentar

18 April adalah tanggal yang nggak akan pernah saya lupakan seumur hidup. Hari itu, jam sebelas malam kurang beberapa menit, ayah saya kembali ke ribaan-Nya…
Saya sangat kehilangan.
Saya nggak ada di samping ayah di saat-saat terakhirnya.
Sekarang Saya kehilangan teman makan kerupuk mlempem… dan saya nggak punya teman untuk protes ke mama kalau mama beli mangga yang manis. Saya dan ayah sama-sama penyuka makanan asam.
Awalnya saya merasa rapuh.
19 tahun 5 bulan saya hidup dengan sosok ayah dan secepat ini saya harus kehilangannya.
Ingatan saya masih kuat pada 19 April pagi harinya. Rumah yang dipenuhi pelayat berseragam Putih-biru, putih-abu, baju dinas gading, dan baju-baju gelap. Saya masuk kerumah dituntun bude dan beberapa teman mama. Saya sama sekali tidak tahu apa-apa sampai saya tiba di ruang tamu. Saya melihat ayah tersenyum dibalik kain kafan. Airmata saya mulai menetes. Kenapa Tuhan meminta ayah untuk pulang secepat ini??
Di siang hari ketujuh saya bertemu ayah. Dia memeluk saya. Dan lagi, saya merasa hampa. Saya kangen ayah..
Lalu saya berpikir. Saya tidak boleh terus bersedih. Saya memang menangis, tapi itu karena saya kangen ayah. Saya nggak menyesali kepergian ayah secepat ini karena saya tahu kalau ayah pasti lebih bahagia disana. Saya flashback dan mengingat lagi kenangan-kenangan dengan ayah. Dan saya akan terus bergerak, berjuang, untuk membuat ayah saya terus tersenyum bahagia dari atas sana.
Selamat jalan ayah.. nama ayah selalu ada dalam setiap doa yang teteh panjatkan ke Tuhan.. Teteh sayang bapak :’)
Subscribe
Notify of
guest

3 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
t h y
t h y
13 years ago

semangat sayang ! 🙂

purisuka
purisuka
13 years ago

diaaaaz. aku baru tau. turut berduka cita ya. aku ngerti banget yang kamu rasain. doain terus ayahnya ya. oke? dan tetep semangat ya 🙂

vita kent's world
vita kent's world
13 years ago

semangat sayang. kita sama. bahkan aku sudah memulainya di usia yg lebih belia daripada kamu. terasa sedih dan tidak ada lagi yang diharapkan untuk menjadi tetua. but, life's must go on. so do us. untuk inilah kita hidup. untuk memilih apakah kita akan meneruskan hidup yang selalu diberi tantangan. kita yakin, kita bisa!

HI THERE!

DIaz Bela Blog

Diaz Bela Yustisia

Generasi 91, seorang ibu, dan ex-News TV Reporter yang sekarang sedang meniti “karir” di dunia digital.
Saya menulis tentang hal-hal yang saya sukai: pengalaman, opini, traveling, kuliner, dan lain-lain!
Talk to me about anything! 🙂

Arsip

MEMBER OF:

logo komunitas blog
logo komunitas blog
Logo Komunitas BRT Network