Di sebentang karpet merah kalian berjalan. Bukan biru bukan juga hijau, tapi merah. Entah kenapa karpet itu wajib berwarna merah. Apakah warnanya memiliki arti tertentu? Entahlah. Yang jelas, sampai kapanpun kau takkan pernah bisa merubahnya. Pokoknya harus merah.
Sedangkan aku? Kadang berdiri, kadang juga melompat-lompat di sebrang bentangan karpet merah. Walaupun jarakku dan karpet merah itu hanya dibatasi seutas tali, tapi aku tetap tidak mengungkinkan untuk menginjaknya.
Kalian dengan cekatan akan menatapku setelah turun dari besi beroda empat mewah yang panjang-panjang, dan lambaian tangan pada sejumput orang yang rela menukar apa saja yang dimilikinya dengan posisi kalian saat ini.
Lalu kalian akan menatapku lama, dengan gerakan, lirikan, dan bahasa tubuh terbaik yang tentunya telah kalian latih. Sorakan sejumput orang yang kuceritakan tadi menjadi pemicu adrenalin kalian. Kalian suka dicintai, kalian suka disoraki, kalian tidak bisa tidak dipuja. Didepanku, dengan iringan sorakan itu kalian bukannya bergeming takut atau resah, kalian justru menikmatinya. Tiga sampai lima menit lamanya.
Kini giliranku beraksi. Aku, dengan seluruh dayaku, menghujam kalian dengan kilatan cahaya. Udara kuubah dengan dengung dan desis. Bisikan sunyi berubah menjadi suara bising tiga oktaf yang khas. Riuh rendah sejumput orang itu berubah jadi teriakan histeris. Kalian berubah jadi liar dengan harapan menjadi sampul majalah dan koran yang terbit esok hari. Tali pembatas antara aku, kalian, dan sejumput orang itu menegang, semua orang berdesakan ingin lebih maju, ingin lebih dekat, ingin menyentuh kalian. Semua berubah setelah aku mengeluarkan jurusku.
Ternyata tetap aku disini yang jadi kunci utamanya. Bukan kalian, bukan sejumput orang itu, bukan pula si karpet merah. Adalah aku. Adalah aku juaranya.
“We are the crowd, we’re co-coming out. Got my flash on, it’s true, need that picture of you.
It’s so magical, we’d be so fantastical…
… Baby, there’s no other superstar. You know that i’ll be papa-paparazzi. Papa-paparazzi.”
(Lady Gaga – Paparazzi)
teh, you have a good point of view in writing something :))
makasih teh 🙂
ayooo semangat mblogging teh! 😉