Rasanya baru kemarin menulis prolog untuk tahun 2016, sekarang sudah di penghujung tahun lagi. Sungguh, waktu adalah variabel tak terdeteksi baik bagi yang menikmatinya maupun yang mengabaikannya. Lajunya secepat kilat, tapi jelas membawa perubahan.
Sepanjang 2016 ini, banyak kejadian yang menempa mental seperempat abad saya. Dulu saya berpikir 2016 akan menjadi tahun yang biasa-biasa saja. Namun siapa sangka, perubahan terbesar dalam hidup saya justru terjadi di tahun ini.
Karena itulah saya mencoba mengingat-ingat lagi apa saja yang membuat saya bertahan, bergeming, dan bergembira di tahun ini. Saya percaya setiap kejadian adalah proses pendewasaan diri. Maka di malam yang sunyi dan hanya ditemani secangkir kopi panas ini, saya ingin merunut beberapa kejadian yang membuat saya tak henti berdecak kagum pada kehidupan dan kejutannya:
Traveling Bersama Keluarga
Dari dulu, keluarga saya termasuk dalam keluarga yang tidak begitu gemar piknik atau jalan-jalan. Pertama, karena kami lebih suka menghabiskan waktu libur untuk beristirahat di rumah (baca buku dan nonton tv), kedua, karena keluarga saya itu lebih suka yang simpel (kalau jalan-jalan kan repot harus packing, mempersiapkan itinerary, kalau mau piknik juga harus siap-siap bekal, kan lebih enak makan di rumah, nggak repot, dan banyak alasan lainnya). Tapi semua berubah ketika negara api menyerang seiring berjalannya waktu. Hehehe..
Maka dari itu, traveling 4 hari 3 malam ke Singapore bersama Ibu dan Adik saya merupakan salah satu terobosan besar bagi kami. Ada perbedan jelas tentunya, antara traveling dengan teman dan keluarga.
Kalau dengan teman sih tega-tegaan aja. Misal, mau hemat, ya tinggal cut budget dari salah satu biaya hidup kami disana, misalnya makan. Tapi kalau sama keluarga, rasanya nggak tega gitu. Hahahaha :)) Tapi nggak kapok, pokonya 2017 harus traveling bareng lagi! 😀
Baca juga: Nostalgia di One Piece Tower Tokyo
Menikah
Ini nih yang benar-benar nggak terduga. Menurut saya menikah bukan perlombaan. Eits, ini pemikiran saya jauh sebelum menikah dan sebelum punya pacar, ya. Jadi rasanya kayak lagi mimpi aja gitu waktu kami selesai akad dan dinyatakan sah sebagai pasangan suami-istri oleh penghulu.
Di pikiran saya, saya selalu punya ide untuk menikah di usia 27 atau 28. Tapi siapa sangka di usia 25 saya sudah menyandang status sebagai istri orang. Hehehe. Lucu juga ya, bagaimana kita bisa berencana, tapi Tuhan-lah yang pasti menentukan (dan memiliki rencana yang lebih baik) yang disampaikan melalui langkah-langkah yang saya ambil.
Sebelum menikah, sahabat saya di kantor juga menyelenggarakan pesta lajang ((pesta lajang)) alias bridal shower (bener gak sih?) untuk saya. Mereka pinter banget nyembunyiin rahasianya!
Acaranya hampir gagal karena saya kejebak macet 7 jam dari perjalanan Sukabumi-Jakarta. Mereka tadinya sudah booking salah satu tempat makan yang heits buat foto-foto tapi akhirnya di-cancel dan mereka malah booking satu kamar hotel buat ngerjain saya. Disitulah saya di teriakin habis-habisan sampe dikasih tips honeymoon jos gondos (padahal mereka juga kan belum pernah :p). Seru banget deh pokoknya! Makasih ya Geng Lelah Pitching! Makasih Mak Erny, Apris, Luky, Becca, Agnes, Alma & Dara :’)
Traveling ke Bali
Selama 25 tahun hidup di dunia yang fana ini saya belum pernah sekalipun menginjakan kaki di Bali. Seriusan. Sempet ngerasa malu sih sama diri sendiri karena helloooowwww BALI GITU. Sampai pada akhirnya saya dan (ehm) suami memutuskan untuk honeymoon di Bali + Lembongan (kayaknya bakal saya tulis satu postingan khusus tentang ini).
Awalnya kami ingin honeymoon ke luar negeri karena ada tiket promo ke Jepang, Korea, dan Thailand. Tinggal pilih aja tuh! Tapi masih mikir dua kali juga karena masih banyak perintilan lain yang harus diurus setelah nikah. Setelah menimbang sana-sini, akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke Bali. Sendiri dong, nggak pake tour-tour-an! Yeaaayyy!!
Baca juga: Surga Tersembunyi di Nusa Ceningan dan Nusa Lembongan
2016, menurut saya adalah tahun yang menyenangkan. Banyak kejutan nano-nano yang terjadi dan membuat saya berpikir lebih dalam lagi tentang arti hidup, interaksi dan hubungan antarpersonal, konflik persahabatan, pusing riset kerjaan (ini mah setiap hari :p) dan masih banyak lainnya. Saya tidak sabar menunggu kejutan apa yang terjadi di 2017 nanti. Gimana dengan epilog tahun barumu?