KEMATIAN — adalah tema ketiga saya dalam proyek #31harimenulis
Kepada yang pernah saya ceritai tentang kematian, hai.
Sebelah rasa mati tertimbun dekapan dusta. Harapan datang bersama rasa.
Kepada yang pernah saya ceritai tentang kematian, hai.
Kita sama-sama setuju bahwa waktu berjalan begitu lambat ketika kita sama-sama bosan, dan malah begitu cepat ketika kita mulai menikmati.
Kepada yang pernah saya ceritai tentang kematian, hai.
Kali ini yang mau ku lakukan bukan menurut ucapan maupun tindakan. Hidup ini untuk dijalani, dan kamu menjadi garis putih dalam aspal jalanan hidup yang kubuat. Pasti dilalui, ragu untuk dilintasi, dan tidak mungkin dilewati. Yang penting hanya jalan. Ya, hanya berjalan. Berjalan dibalik dekapan yang aman.
Kepada yang pernah saya ceritai tentang kematian, hai.
Katamu semua adalah kehendak Tuhan. Katamu aku tidak boleh bersedih. Katamu aku kuat, walaupun aku muak dikatai ‘kuat’.
Kepada yang pernah saya ceritai tentang kematian, hai.
Sumbang suara ketika berdendang, berdeham suara sebelum berbicara, selalu menolak untuk bernyanyi, suaranya pelan yang menenangkan.
Kepada yang pernah saya ceritai tentang kematian, hai.
Yang kamu butuhkan hanya sebuah jeruk.
Kepada yang pernah saya ceritai tentang kematian, hai.
ps. postingan ini bersifat sangat personal. bukan semacam postingan terakhir yang “nendang” memang! hehe 😛 selamat hari terakhir #31harimenulis! Besok bulan Juni! Yaaay! :DD