So you’ve turned the dreaded 20. However, bear in mind, it’s not the end of the world; you do have a bit of developing to do yet and you can enjoy 20 being young; without the added pressure of teenage angst. It’s a great age! 😉 [source]
Ha. Gak nyangka juga saya bakal ngebahas ini. Ehm. Satu tahun yang lalu, waktu usia saya baru genap 19 tahun, saya menjadi saksi hidup teman-teman saya yang hendak memasuki usia 20. Sebut saja mereka Tithy, April, dan Saila (bukan nama sebenarnya). Waktu itu, rasanya kami itu kayak Power Ranger, Pembasmi Kejahatan Kegalauan. Hampir setiap hari kami bermain bersama untuk mencari sumber kejahatan kegalauan dan mencoba membasminya. Kenapa kami bisa selalu dekat? bukan, kami bukan sedang double date (kami cewek semua, anyway), tapi kami sedang mengerjakan sebuah film pendek yang di sutradarai April yang berjudul Kita Tidak Benar-Benar Bicara.
Back to the topic, jadi, setiap hari baik itu pagi ketika memulai aktifitas, siang ketika mengedit, hingga malam ketika kami menginap, obrolan kami selalu ngolor ngidul. Rasanya semua kami bahas. Saya yang waktu itu sedang dilanda cinta, selalu membuka topik dengan pertanyaan-pertanyaan bodoh tentang lelaki itu. Ha! (kena, deh!). Ya, dan obrolan kami pun berlanjut dengan topik yang meluas dan terus bersambung hingga besok, besok, dan besoknya lagi. Semua berjalan seperti gejala kapilaritas!
Hingga sampailah kami pada pertanyaan super galau. Tentang hidup. Tentang apa yang akan kami lakukan ketika dewasa, tentang apa yang harus kami raih, tentang apa yang harus kami pilih…. dan masih banyak tentang-tentang yang lain. Saya paling ingat komentarnya Saila, yang waktu itu kurang lebih berbicara tentang pemikiran dan cara pandang kami yang harus sedikit digeser kearah yang lebih serius. Ini karena kami sedang mencari kunci untuk membuka pintu kedewasaan. Kuncinya? tersimpan dalam angka 20. Jadi, mulai saat itu, kami (walaupun saya baru masuk usia 19) menyebut ritual curhat ini sebagai Galau Sebelum Duapuluh.
Galau Sebelum Duapuluh memberikan kami sebuah peta konsep apa yang akan kami lakukan sebelum mencapai kepala dua. Ada yang ingin cepat mendapat cowok (no mention loh :p), dll. Dan apa target saya saat itu? Jawabannya adalah: memperhatikan target mereka.. :p
Mereka semua berupaya untuk memenuhi target mereka, serius. Sedangkan saya? waktu itu juga turut dihantui deretan target yang akan saya pilih dan harus saya penuhi sebelum duapuluh. Dan sampai sekarang, di usia saya yang ke-20 (men, tua banget yak..) saya masih bingung apa target yang harus saya penuhi. Dulu saya sangat ingin membuat buku kumpulan cerpen dan foto, tapi semuanya udah saya posting di blog, jadi sama aja kan?
Lalu, apa yang berubah dari saya? apa yang harus saya raih? seperti apa model kunci yang saya ambil di usia 20 ini?
Mungkin jawabannya adalah, saya mengambil kunci Kejutan. Sama dengan 19 tahun sebelumnya, saya tetap suka mengambil kejutan-kejutan tanpa dituntut target. Dengan kata lain mungkin seperti ini skemanya:
Hidup apa adanya -> jalani apa adanya -> Kejutan datang -> lanjut jalani hidup beriringan dengan kejutan!
Jadi, intinya adalah, saya tetap saya. Saya tetap seorang Diaz Bela Yustisia, penggemar converse dan baju-baju distro, berpenampilan apa adanya dengan sifat kikuk dan suara cempreng, penggila manga dan Chelsea FC, pembenci sinetron, dan pengagum sastra. Saya tetap sama dengan hasil perkembangan selama 19 tahun terakhir, dan akan terus berkembang dengan kejutan-kejutan yang akan datang.
Well, selamat hari 8 Februari 2011 yang tanpa hujan!
Hiks.
Tunggu ya, 'KEJUTAN' apa yang akan kau raih dari anak-anak
hahhahahhahahahahahhahaha XD
ti, ti, ti, ti, ti, ti, ti, ti, ti, ti, apapun deh ti asalkan jangan ramuan jahanam itu ti!
ampun ti ampun ampun ampuuuun…