#20 Before Home

SourceSepiring salmon and chips baru saja tersaji di hadapannya. Uap panas masih mengepul dari piring itu. Travng mengalihkan perhatiannya dari buku yang sedang ia baca, When the Moon Dissapears, dan mulai makan. Matanya tak henti memandang coffee shop mini di lantai...

#19 Change

SourcePerubahan itu selalu datang dan semua orang harus siap. Haegen menurunkai gerendai besi tempatnya berjualan. Jam sudah menunjukan pukul sepuluh malam. Toko harus sudah tutup namun semua rotinya masih belum habis terjual. Haegen memutar kunci gerendai besinya dua...

#18 Bye, Paris

SourceIndonesia, 2005Dua Natal sudah ia lewati tanpa salju. Ya, hidup di negara tropis sudah membuatnya cukup kewalahan. Apalagi kalau cuaca suka berubah tanpa bisa diprediksi. Belum lagi udara panas yang menyengat dan selalu membuatnya keringatan. Namun ia bertahan,...

#17 Chapter

SourceTravng melangkahkan kakinya memasuki Mostach disambut gemerincing lonceng di depan pintu. Mostach. Kata itu terus terngingang-ngiang di kepalanya sejak pertama kali ia melihat papan nama itu seminggu yang lalu.Sore itu Travng ingin menikmati senja, maka ia...

#16 Open

SourceMotsach sepi siang itu. Hanya seorang lelaki paruh baya yang sedang duduk di balik meja pengunjung. Ia sedang sibuk membereskan sisa minuman orang yang datang sebelumnya. Pintu bergemerincing lagi, seorang lelaki muda masuk ke dalam Mostach. Perawakannya tinggi...

#15 – Motsach

Motsach masih berdiri kokoh disana. Pintu tidak pernah berhenti bergemerincing, setiap menit ada saja orang yang keluar masuk. Motsach masih berdiri kokoh, bersiap menjadi saksi bisu atas kisah-kisah yang mengalir dari bibir-bibir penungnjungnya.[3…]Baca cerita...

#13 In Repair

SourceSella bertaruh pada waktu, menggaransikan cintanya pada hitungan detik yang ia punya. hasilnnya? Nihil, cinta itu busuk sebelum waktunya. Ia pernah membaca sebuah buku, katanya, cinta punya batas kadaluarsanya jika kau menggaransikannya pada waktu. Kini semua...