Rating: 4/5
Kali ini saya akan sedikit membahas buku yang baru saja saya baca, judulnya The Books of Elesewhere: The Shadows yang ditulis oleh Jacquiline West. Pertama kali saya tahu buku di kantor, ketika sedang nginput buku. setelah baca resensi di balik buku ini, saya langsung suka. Sabar sebentar, nunggu gajian, trus beli deh! :p
Well, buku ini bercerita tentang Olive Dunwoody, seorang anak perempuan berusia 11 tahun yang baru pindah ke rumah barunya. Ternyata, rumah baru yang ia tempati itu bukan rumah biasa. Pemilik sebelumnya, Ms. McMartin meninggal di rumah tersebut dan jenazahnya baru ditemukan beberapa bulan setelah kematiannya. Polisi dan warga sekitar merasa ganjil dengan meninggalnya Ms. McMartin, tidak ada yang tahu bagaimana beliau meninggal kecuali tiga kucing peliharaannya yang ada di samping jenazah. Ya, kunci utama dari novel ini adalah tiga kucing peliharaan Ms. McMartin yang mengetahui banyak hal tentang kematian dan rahasia leluhur majikannya.
Olive, sebagai gadis kecil di lingkungan yang baru merasa bosan karena belum memiliki teman. Karena itulah Olive sering berkelana di dalam rumahnya sendiri, memasuki kamar ke kamar dan meneliti isinya. Rumah peninggalan Ms. McMartin itu begitu besar dan memiliki banyak kamar, Olive sangat senang karena rumahnya yang sebelumnya hanya sebuah ruang di sebuah apartemen yang tentunya lebih sempit dan tidak memiliki banyak ruangan.
Di salah satu ruangan, Olive menemukan sebuah kacamata antik. Ajaibnya, setelah memakai kacamata itu Olive bisa memasuki lukisan-lukisan yang terdapat di seluruh rumah barunya itu. Lukisan itu pun bukan sembarang lukisan karena semua yang dilukis dapat hidup dan berbicara. Dari sinilah petualangan Olive dimulai. Olive dengan jiwa petualangnya menjelajahi satu demi satu lukisan yang ada dan berusaha mengungkap sejarah rumah, identitas, dan kematian Ms. McMartin.
My Opinion:
AMAZING! Ide cerita dari buku fantasi ini keren banget. Siapa yang bisa menolak untuk masuk ke dalam lukisan? Petualangan dan ide ceritanya nggak gampang di tebak dan selalu bikin penasaran untuk terus membuka halaman selanjutnya. Membaca buku ini, walaupun diutarakan dari sudut pandang ketiga tapi rasanya saya tetap saja hanyut dalam petualangan Olive. Tapi ada satu hal yang kurang saya suka: alurnya terlalu cepat. Untuk sebuah buku fantasi, menurut saya cara si Mbak Jacqueline dalam mendeskripsikan sesuatu masih terlalu singkat dan kurang detail. But over all this novel is very recomended kok 🙂
Membaca novel ini membuat saya sedikit banyak ingat dengan film Coraline. Yep, ternyata bukan saya saja yang punya pemikiran seperti itu. Ketika googling, banyak juga pembaca buku ini yang merasa ceritanya hampir mirip Coraline. Menurut saya secara garis besar buku ini memang agak mirip dengan Coraline. Coraline menemukan pintu kecil menuju dunia-mata-kancing, Olive menemukan kacamata untuk bisa memasuki dunia lukisan. Coraline sebal dengan orangtuanya yang selalu tak acuh dengan keberadaannya, Olive juga sebal dengan orangtuanya (yang ahli matematika) karena dirinya tidak memiliki bakat matematika dan tidak pandai berhitung. Kunci cerita dalam Coraline adalah si kucing, begitu juga dengan Olive. Bahkan gambar diri mereka juga hampir mirip, perhatikan deh:
Saya sendiri belum baca bukunya Coraline, tapi sudah khatam nonton filmnya berkali-kali 😛 Hehe, mungkin ini kebetulan aja kalik ya miripnya. Karakter Olive di buku ini belum terlalu kuat, beda dengan sifat Coraline yang saya lihat di film: pemarah dan pemberontak. Well, mungkin di seri pertama The Books of Elsewhere ini si Mbak Jaqueline mau menekankan kepada dunia lukisan dan sejarahnya dulu kali ya. We’ll se on the next books!
Oh ya, entah ini official atau nggak, tapi saya menemukan video semacam trailer The Books of Elsewhere di youtube. Apa ini juga mau difilmkan? Wah, wah, semoga saja! 😀