oleh Diaz Bela | Jun 14, 2013 | #31harimenulis, #31harimenulis2013
Siang tadi saya dikagetkan oleh kabar dari Inez, rekan kantor sekaligus adik tingkat saya di Komunikasi UGM. Katanya hari ini adalah hari terakhir #31HariMenulis. Terus terang saya shock, tulisan belum jalan sesuai dengan ending cerita yang saya inginkan,...
oleh Diaz Bela | Jun 11, 2013 | #31harimenulis, #31harimenulis2013
Pak tua itu menyodorkan sebuah menu kearah Travng. Ia lalu mencatat sesuatu dan berjalan menuju dapur untuk membuat sendiri secangkir moccacino panas pesanan pelanggan barunya itu. Kadang, jika ia sedang luang, Haegen memang sering meluangkan waktunya untuk...
oleh Diaz Bela | Jun 10, 2013 | #31harimenulis, #31harimenulis2013
“Menunggu seseorang?” sapa sebuah suara membuyarkan lamunan Travng. Pak tua itu menatapnya. Sorot mata biru ramah yang belum pernah ia lihat sebelumnya.Travng mengangguk. “Menanti teman.”
oleh Diaz Bela | Jun 7, 2013 | #31harimenulis, #31harimenulis2013
Kenangan adalah pedih yang menjelma jadi bom waktu dan bersemayam dalam hati. Hanya diperlukan satu penyulut yang bisa membuatnya meledak, membanjiri hati dengan memori yang membuatmu kembali menguras airmata.Sejak kali pertama kali Sella mengetahui fakta bahwa Armand...
oleh Diaz Bela | Jun 6, 2013 | #31harimenulis, #31harimenulis2013
Kerlip bintang samar-samar tampak di langit utara. Warna langit kini menua, menghapus jejak senja dengan ciptaan-Nya yang juga luar biasa. Tak ada yang tidak mengagumi langit sore itu.Dari kaca jendela Motsach, Travng dapat melihat segerombolan burung terbang...
oleh Diaz Bela | Jun 5, 2013 | #31harimenulis, #31harimenulis2013
SourceSepiring salmon and chips baru saja tersaji di hadapannya. Uap panas masih mengepul dari piring itu. Travng mengalihkan perhatiannya dari buku yang sedang ia baca, When the Moon Dissapears, dan mulai makan. Matanya tak henti memandang coffee shop mini di lantai...
oleh Diaz Bela | Jun 4, 2013 | #31harimenulis, #31harimenulis2013
SourcePerubahan itu selalu datang dan semua orang harus siap. Haegen menurunkai gerendai besi tempatnya berjualan. Jam sudah menunjukan pukul sepuluh malam. Toko harus sudah tutup namun semua rotinya masih belum habis terjual. Haegen memutar kunci gerendai besinya dua...
oleh Diaz Bela | Jun 3, 2013 | #31harimenulis, #31harimenulis2013
SourceIndonesia, 2005Dua Natal sudah ia lewati tanpa salju. Ya, hidup di negara tropis sudah membuatnya cukup kewalahan. Apalagi kalau cuaca suka berubah tanpa bisa diprediksi. Belum lagi udara panas yang menyengat dan selalu membuatnya keringatan. Namun ia bertahan,...