#9 Welcome

Travng menginjakan kakinya di Indonesia. Destinasi negara pertamanya dalam rute Asean travel. Ia membopong ransel besarnya dan bergegas mencari penginapan. Perjalanan membuatnya jetlag. Ia sangat lelah, pelupuk matanya seperti digantungi oleh pemberat 10kg. Ia lalu...

#8 Somewhere Only We Know

SourceLelaki itu hanya bisa menatap Dinda dalam diam. Terlalu banyak penjelasan dalam air mata kekasihnya yang bisa ia tangkap.”Udah dong…” Lelaki itu berusaha menenangkan Dinda.”Kenapa kita kayak gini sih? Kenapa kita terlalu berani?”...

#6 Now You Know

Source Lelaki Bermata Hazelnut itu menatap perempuan yang duduk di depannya. “Sejak kapan kau sampai disini?” tanyanya.“Baru saja. Kau terlalu sibuk dengan bacaanmu.” Ucap si perempuan sambil mengambil majalah si lelaki dan membolak-baliknya. “Kapan kau...

#5 Hazelnut

Source  Lelaki itu bermata hazelnut. Dimejanya terdapat secangkir espresso panas yang uapnya masih mengepul, menjelma menjadi embun yang merayap di dinding kaca tempat bahunya bersandar. Lelaki itu mengubah posisi duduknya. Matanya tak lepas dari buku Traveling...

#4 Fidélité

SourceParis, Desember 1991.Pagi ini Paris diselimuti es sisa hujan salju semalam. Sejauh mata memandang, semuanya tampak putih. Dari genting-genting rumah, pohon, lampu jalanan, hingga atap mobil. Salju-salju itu juga menutupi seluruh halaman rumah di Perumahan...

#3 Edge of Desire

Sella menaiki anak tangga terakhir yang membawanya naik ke Mostach Coffee Shop. Ia celingukan memandang sekeliling ruangan mencari sosok Dinda. Tak lama kemudian matanya menangkap sosok perempuan dengan panjang rambut sebahu berwarna merah menyala: Dinda. Dengan...

#2 Play With Fire

Motsach berdiri berhimpitan diantara bangunan-bangunan lain di sepanjang Jalan Edelweis. Dindingnya bewarna hijau tosca yang sedikit pudar. Bukan pudar karena dimakan usia, konon katanya tukang cat terlalu banyak mencampur air kedalam cat tembok saat mengecat toko...

#1 Overflowing Memories

Sella masih meringkuk di bawah selimut. Temperatur ruangan kamarnya bersuhu 18 celcius padahal sinar matahari di luar sudah berada tepat di atas kepala. Terima kasih pada kotak pendingin ruangan yang membuat Sella betah meringkuk tertutup selimut di sekujur tubuhnya....