Ibu Rumah Tangga Memutuskan untuk Kerja Kantoran Lagi? Kenapa Tidak?

oleh | Jan 6, 2020 | Self Explore | 28 Komentar

Jadi ceritanya saya sudah kembali kerja kantoran selama satu bulan terakhir. Rasanya nyess gitu, dan agak nano-nano juga sih karena harus beradaptasi dari ritme kegiatan rumah tangga selama satu setengah tahun ke belakang, dengan persiapan (kembali) memasuki dunia kerja. Tapi seperti yang pernah saya tulis di beberapa postingan sebelumnya, saya memang berniat untuk kerja kantoran lagi so the show must go on.

Ada beberapa tantangan yang saya rasakan ketika berusaha kembali ke ‘medan perang’. Beda banget pokoknya sama waktu masih single dulu (iyalah!). Yang paling kelihatan dan saya sadari banget itu kayak: sudah tidak lagi ngoyo dengan karir, lebih fleksibel (dan berdamai) dengan keadaan, hingga struggling untuk tetap waras ditengah remuknya badan dan pikiran wkwk.
Tapi walaupun begitu, saya merasa dengan kembali bekerja kantoran, saya memliki tempat untuk menyalurkan energi yang sebelumnya nggak bisa saya salurkan di rumah. Misal, saya jadi punya fokus baru yang nggak melulu tentang anak, punya banyak temen ngobrol dan ngemol baru (nggak suami lagi suami lagi), dan tentunya ada topik dan bahasan baru yang nggak melulu soal rumah! Ini bukan berarti dengan bekerja saya jadi abai dengan anak dan keluarga ya. Lebih ke kembali menemukan apa yang selama ini saya punya tapi sempat nggak kelihatan.
 
  • The Effort and The Mental Management.
    So here I am. Minggu malam masih ngetik padahal besok senin harus berangkat pagi-pagi sekali. Jarak kantor dan rumah itu jauh banget, bisa satu jam perjalanan lewat tol (wkwk). Rutinitas paginya dimulai dari mempersiapkan keperluan pribadi dan baby D, drop baby D ke daycare, lalu baru menuju tempat kerja. Sering kali kerjanya pun harus mobile kesana-sini karena tuntuan, yang membuat saya banyak menghabiskan waktu di jalan. Sampai rumah rasanya badan kayak rontok, hahaha. Yah semoga menjadi motivasi aja sih tahun depan bisa pindah kontrakan deket kantor :’)

    Kalau lagi diem ngelamun gitu kadang suka kepikiran sama Jakarta. The work atmosphere, the flexibility, the friends, ah how I miss them so much. Bukan kurang bersyukur, tapi lebih ke tipikal manusia normal yang suka membandingkan sih. Lalu pikiran-pikiran kayak gini nih selalu ditebas dengan pikiran lain kayak; gimana coba kalau tetep di Jakarta dengan kondisi udah punya anak gini, apa sanggup bayar daycarenya? Apa sanggup menghadapi macetnya? Apa bisa bertahan hidup? Lalu saya pun kembali bersyukur. Yah, mentok-mentok nangis dulu lah baru bisa bersyukur. Haha, iya saya ngerasa banyak banget perubahan dari segi mental belakangan ini especially di bagian nangis. Rasanya jadi lebih cengeng aja gitu :’)

    Baca juga: Definisi Bahagia


    Jadi ya, saya rasa memang perlu mental management yang baik juga di periode transisi ini. Tapi Alhamdulillahnya entah kenapa rasanya dengan kondisi seperti ini saya merasa jauuuuh lebih baik dibandingkan ketika di rumah dulu. Kalau dulu rasanya saya lebih sering marah-marah (masih suka juga sih tapi udah mendingan lah haha) nggak jelas. Kalau sekarang rasanya kayak energi marah-marah saya tersalurkan gitu sama aktivitas kantor. Muehehehehe.

  • Skill Management.
    Memasuki lagi dunia kerja juga menuntut saya untuk kembali belajar banyak hal. Ya biar nggak ketinggalan banget lah sama rekan kerja yang lain, hehe. Apalagi wilayah kerja saya yang sekarang sama sekali baru, maksudnya, beda jauh dari background sekolah dan pekerjaan sebelumnya. But somehow this kind of feeling makes me more excited. Percaya juga sih nggak ada kata telat untuk belajar dan nambah ilmu. Setuju?

    Walau kadang merasa sangat insecure dengan diri sendiri tapi ya dijalani aja. Inget aja ke prinsip awal kalau memang sekarang sudah tidak ngoyo lagi. Tetap berusaha tapi let God do the rest.

 
  • It’s About Balancing
    Kadang ada aja gitu satu-dua hal yang membuat kesempatan-kesempatan tergerus, tapi lalu ingat lagi life is about balancing; you get some, you lose some. Jadi ya lebih sadar aja kalau hidup adalah tentang pilihan DAN bagaimana kita bisa membuat itu seimbang sesuai dengan standar atau prinsip diri sendiri (atau keluarga).
So yeah, here I am. Apakah akan kuat menghadapi tantangan selanjutnya? Harusnya bisa, sih. We’ll see ☺
Subscribe
Notify of
guest

28 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
ghina
ghina
4 years ago

waaah, semangat mbak. pengen jg kerja lagi sebenarnya, cuma keadaan blm memungkinkan. Iya, ya enaknya ada tempat untuk mengalihkan emosi kita ketika kita ada kegiatan di luar rumah tuh. Apapun semoga sehat selalu keluarga dan baby D-nya. salam kenal, ghina.

Indah Riyanti Putri
Indah Riyanti Putri
4 years ago

Semangat yaa mbak.. Mau jadi ibu rumah tangga ataupun bekerja ga masalah, selama itu membuat kita & keluarga tetap bahagia. Semua pasti ada plus minusnya, yang penting tetap yang terbaik buat diri & keluarga..

Okti Li
Okti Li
4 years ago

Harus dong Mbak. Percaya saja kalau kita akan bisa melewati semua nya. Jadi ibu rumah tangga bekerja pasti banyak kelelahan, jaga kesehatan ya. Semoga segala harapan dapat tercapai. Aamiin.

Siska Gifka
Siska Gifka
4 years ago

Aku mau kerja lagi masih maju mundur nih kak, gak tega ninggalin anak sama orang baru. Memang kesiapan mental sangat penting ya.

Rahma Liasa Zaini
Rahma Liasa Zaini
4 years ago

Wah semangat mbaak, menjadi ibu rumat tangga dan working mom itu sebenarnya gak masalah. Yang terpenting enjoying your life mbaaa. Tetap semangat mbaaa

Diah Alsa
Diah Alsa
4 years ago

Wohooo, saya juga pernah seperti ini Mbak. Kembali bekerja lagi setelah 2thn off, dan rasanya tu emang nano nano. Tapi sekarang, hampir sebulan ini kembali jadi IRT lagi dan rasanya pun jg kembali nano nano lagi. Saat kerja itu emang bisa bangetlah jadi "pelarian dan pelampiasan energi yang berlebih, mengurangi marah-marah gak jelas dkknya" hihihih.
Yaahh, that's life, dijalani aja, disyukuri dan pastinya mari kita niatkan jadi ibadah, InsyaAllah bisa 🙂
Semangat bekerja ya Mbak 🙂

Rafika Dwi Rahmah
Rafika Dwi Rahmah
4 years ago

Jujur aku perempuan yang mau bekerja sampai nanti nikah dan bahkan punya anak. Karena aku bertekad untuk terus wujudin semua impian aku, dan semoga dapet suami yang baik yang selalu meridhoi aku bekerja hehe aamiin

Ernawati Lilys
Ernawati Lilys
4 years ago

waw menarik sekali cerita, sebagai ibu yang dulu bekerja lalu resign sejak anak pertama lahir, dan setelah punya anak ketiga, sekarang kerja remote working, sangat-sangat menikmati setiap progres yang dilewati. Mau di rumah atau bukan harus bersyukur, kita masih bisa bahagia, tanpa perlu menyakiti hati orang lain. Sukses moms

Fenni Bungsu
Fenni Bungsu
4 years ago

Masya Allah kak Bela, daku kira jaraknya 1 jam itu bukan lewat tol. Lah kalau lewat jalur biasa cem mana pula kak waktu tempuhnya. Tetap SemangatCiee ya Kak Bela

Renayku
Renayku
4 years ago

wah aku baca cerita ini jadi seru trus bayangin kebalikannya gimana kalau aku resign dan jadi ibu rumah tangga doang hihii.. pasti kangen banget bisa haha hihi di kantor atau ngemol untuk makan siang sama rekan2 kantor.. semangat ya mba!

Visya Al Biruni
Visya Al Biruni
4 years ago

Kuat Mbaak. Insya Allah :') Aku yabge lahir besar di Jakarta lalu ikut suami me Bogor, sometimes merasa rindu Jakarta jugaa. Tapi yaa balik lagi, Allah ngga pernah salah menempatkan hambaNya :')

dianisekaring
dianisekaring
4 years ago

Cihuuy working mom nih sekarang! Wah Daario di daycare ya, hebat banget deh. Aku malah mau memutuskan rehat sejenak dari dunia pekerjaan.

@pohontomat | Triyatni Ashari
@pohontomat | Triyatni Ashari
4 years ago

Semangat Mba. Semoga selalu sehat dan menjadi pilihan terbaik. Insyaallah dilancarkan jalannya ?

Karyati Niken
Karyati Niken
4 years ago

Semua ibu itu bekerja. Yang membedakan yaitu : bekerja di ranah publik atau bekerja di ranah domestik. Keduanya sama-sama memilili strugle masing-masing dan pastinya kudu dijalani dengan bahagia karena kita yang memilihnya. Hehe. Semangatttt

Ririe Khayan
Ririe Khayan
4 years ago

Sepakat Mbak, alau hidup adalah tentang pilihan DAN bagaimana kita menhandle segala konsekuensi yang muncul atas pilihan ynag kita buat. Wirking mom di luar rumah dan di rumah, sama-sama memiliki konsekuensi yang perlu management hati, waktu, tenaga untuk menjalaninya.

Diaz Bela
Diaz Bela
4 years ago

Amin… Iya mba terima kasih dan salam kenal juga ya 🙂

Diaz Bela
Diaz Bela
4 years ago

Setuju mbak ?

Diaz Bela
Diaz Bela
4 years ago

Amiiin.. Terima kasih ya mbak.

Diaz Bela
Diaz Bela
4 years ago

Iya mbak, terima kasih

Diaz Bela
Diaz Bela
4 years ago

Wah mbak, kebayang banget "gejolak"nya switching dari IRT-Kerja-IRT… betul mbak, semangat juga buat mbak DIah!

Diaz Bela
Diaz Bela
4 years ago

Betul mba. Baiknya diskusikan dulu dengan keluarga ?

Diaz Bela
Diaz Bela
4 years ago

Amin… makasih mbak ?

Diaz Bela
Diaz Bela
4 years ago

WA Sent…. ?

Diaz Bela
Diaz Bela
4 years ago

Semangaaat mba!

Diaz Bela
Diaz Bela
4 years ago

Hihi iya mbak..

Diaz Bela
Diaz Bela
4 years ago

Wkwkwk.. ya dinikmati saja ?

Diaz Bela
Diaz Bela
4 years ago

Setuju mbaa! Jangan lelah untuk bersyukur 🙂

Amirotul Choiriah
Amirotul Choiriah
4 years ago

Masya Allah semoga selalu bisa balance ya mbak, semangat, Allah pasti memudahkan kok 🙂

HI THERE!

DIaz Bela Blog

Diaz Bela Yustisia

Generasi 91, seorang ibu, dan ex-News TV Reporter yang sekarang sedang meniti “karir” di dunia digital.
Saya menulis tentang hal-hal yang saya sukai: pengalaman, opini, traveling, kuliner, dan lain-lain!
Talk to me about anything! 🙂

Arsip

MEMBER OF:

logo komunitas blog
logo komunitas blog
Logo Komunitas BRT Network