3 Tempat yang Bisa Kamu Kunjungi di Kyoto dalam 1 hari!

keliling-kyoto-1-hari

Written by Diaz Bela

Seorang ibu milenial, ex-News TV Reporter, dan digital enthusiast. Saya menulis tentang hal-hal yang saya sukai: pengalaman, opini, traveling, kuliner, dan lain-lain.

16 Desember 2015

Day 5.
Kyoto.

Pagi harinya kami bangun dengan perasaan bahagia. Bukan, bukan karena masih inget kebaikan mas mas ganteng baju putih itu (tapi iya juga sih, sedikit), tapi karena HARI INI KAMI AKAN MENJELAJAH KYOTO!! KYAAAA~~ Bukan sembarang menjelajah sih, karena kami beneran niat mau kunjungi 3 tempat di Kyoto dalam 1 hari!

Keliling Naik Bus

Kalau di beberapa kota sebelumnya kami mengandalkan transportasi kereta, di Kyoto kami mengandalkan transportasi bus. Kami membeli tiket one day pass untuk keliling Kyoto seharga ¥500. Belinya di hostel tempat kami menginap, Ryokan Ohto, setelah ditawarkan oleh Obasan pemilik hostelnya. Jujur saya lebih mudah memahami rute perjalanan kereta daripada bus. Saya juga takut naik bus karena kalau di Indonesia kan jadwal bus nggak pasti. Seketemunya aja di jalan, cegat, naik, nyampe. Tapi ya kok saya ngebandingin transportasi Jepang sama Indonesia, ya jelas beda lah! :p

Karena kami hanya punya waktu dua hari satu malam di Kyoto, kami memaksimalkan waktu untuk biasa mengunjungi tiga tempat wisata di hari pertama. Sekitar jam 8 kami sudah siap keluar dari hostel. Oh ya jangan lupa minta peta wisata di Kyoto ke pihak hostel untuk memudahkan kita ketika jalan-jalan. Beruntung halte bus letaknya sangat dekat dengan hostel tempat kami menginap. Hanya berjalan 3 menit atau kurang lebih 50 meter saja. Sebenarnya bisa juga sih kalau mau naik kereta, tapi seperti yang sudah diceritakan di postingan sebelumnya, jarak stasiun Kyoto dan hostel kami lumayan jauh. Hehehe.. Nah, tiket bus, kereta, dan peta sudah di tangan, saatnya berangkat!

Kyoto Bus Map

Sammy di depan hostel Ryokan Ohto

Suasana komplek hostel serba rapi!!

1. Hutan Bambu Arashiyama

Menjorok ke barat Kyoto, tujuan pertama kami adalah Sagano Bamboo Forest di Arashiyama. Kami naik bis dari halte terdekat. Untuk rutenya saya lupa blas, tapi kalau nggak salah dari halte bus itu kita naik bus jalur 206 menuju Stasiun Kyoto, trus lanjut naik kereta JR line (gak mau rugi karena udah beli JR Pass ;p). Keluar di stasiun Saga Arashiyama, lanjut jalan kaki.

Jalannya lumayan jauh, ada kali satu kilo. Kami sama sekali nggak tau harus jalan kemana, jadi ngikutin rombongan turis yang ada disana aja. Hahahahaha.. Sebenernya bisa aja nyewa sepeda tapi udara Kyoto saat itu bersahabat banget! Takut aja karena pagi-pagi udah terik banget mataharinya. Eh, siangnya tetep aja hawanya dingin! Asik buat jalan dan menikmati hari.

Sepanjang perjalanan kami banyak disuguhkan dengan pemandangan rumah tradisional Jepang yang luas dan berarsitektur cantik. Selain itu, banyak juga toko-toko souvenir yang memanggil dompet kami. Tapi saya tetap memegang teguh tujan traveling ala backpacker ini: jalan-jalan. Jadi ditahan-tahan tuh beli oleh-olehnya :p

Lucu-lucu tapi nggak beli :’)

Ramenyooo!

Setelah melewati toko souvenir, tandanya sudah dekat dengan hutan bambu. Oh ya, objek wisata ini dilindungi negara, kayaknya sih semacam cagar alam gitu. Kami sama sekali nggak dikenakan biaya tiket masuk, tapi suasananya sepanjang jalan sangat bersih dan rapi! Beda sama di Indonesia, walaupun dimintai uang tiket atau uang kebersihan, tetap aja tempat wisatanya kotor, sampah dimana-mana!

Capek habis bikin CJ (dan belum tayang) hahahhaa 😀

Di hutan bambu ini ada yang menarik perhatian saya. Seorang Ojisan yang menjual postcard. Ojisan ini langsung nyamperin kami dan ngajak ngobrol dengan bahasa inggris patah-patah. Dia nyangka saya datang dari arab. Hahahaha, susah ye punya muka kayak pemeran utama sinetron cinta di musim cherry! (ITU TURKI KALI! :p). Beliau udah belasan tahun melukis dan berbisnis postcard. Ojisan itu juga semangat banget pas saya minta buat foto bareng. Lain kali kalau saya ke Kyoto saya mau borong lebih banyak postcard Ojisan ini. Tetap sehat ya, Ojisan! 🙂

Ojisan super ramah 🙂

Ojisan penjual kartu pos

Setelah puas keliling dan foto-foto, kami baru ingat kalau seharian belum makan. Nyari aman, akhirnya kami memutuskan buat jajan gorengan di pintu keluar hutan bambu. Saya beli ayam goreng krispi, Dwi dan Sammy beli tofu goreng (tapi rasa tofunya lebih mirip kayak odading).

Cheers!

2. The Hollywood of Japan: Toei Kyoto Studio Park

Sebelum menuju Toei Kyoto Studio Park kami sempat galau dulu: enaknya naik apa ya? Akhirnya (lagi-lagi) kami memutuskan naik kereta :D. Kami kembali jalan ke Stasiun Arashiyama dan naik kereta menuju Uzumasa-Koryuji Station. Lalu kami jalan sekitar 10 menit dan sampailah kami di tempat tujuan!

Stasiunnya sepi!

Diskusi rute perjalanan
Welcome to Kyoto Studio Park!

Toei Kyoto Studio Park ini adalah tujuan dari whistlist-nya Dwi di Jepang. Masuk sebagai anime or manga museum of Japan that every fan should visit, disini kita bisa lihat banyak set yang digunakan oleh beberapa film Jepang terkenal, seperti set live action-nya Samurai X. Yup, tempat ini juga sering disebut sebagai perkampungan ninja dan samurai. Selain itu disini juga terdapat berbagai diorama dan properti yang asik buat foto-foto. Temanya juga ada buanyaaaak!

Begitu nyampe langsung foto-foto
AKHIRNYA BISA FOTO BERTIGAA! :’D

Siapkan biaya ‎¥2.200 untuk tiket masuk ya. Oh ya, CNN.com menobatkan Toei Kyoto Studio Park sebagai “The Hollywood of Japan”, wajar sih karena disini ada banyak sekali properti keperluan shooting dari tema Jepang di zaman Edo (sekitar tahun 1600-1867) sampai set yang modern. Tidak hanya itu, areanya LUAS BANGET. Dijamin capek kalau dijabanin satu-satu. Karena selain set outdoor, mereka juga punya set indoor yang terdiri dari berbagai museum. Catat ya, nggak semua museum yang ada disini bisa diakses secara gratis. Ada beberapa museum yang dikenakan biaya tiket tambahan. Kalau kami sih cari yang gratisan aja, lagian waktunya nggak cukup kalau menjelajah semua museum disini, masih ada satu tempat lagi yang mau kami kunjungi! 🙂

Rombongan anak-anak berlatih menjadi ninja
Pura-pura jadi ninja
Ala-ala prewed gitu xD

3. Kyoto International Manga Museum

Terletak lumayan jauh dari Toei Kyoto Studio Park, kami memutuskan untuk menggunakan transportasi Bus. Rutenya saya lupa sama sekali. Yang saya ingat hanya naik bis, jalan, naik bis lagi, jalan lumayan jauh, naik bis lagi, jalan lagi. :P. Sempat nyasar dan dibantu oleh mas-mas ganteng (lagi, haha), akhirnya kami sampai juga di museum ini. 

Invasi komik Jepang sudah mendunia sejak puluhan tahun lalu. Karakter-karakter yang dibangun pun hidup diantara masyarakatnya hingga kini. Ini terbukti dari banyaknya karakter anime/manga yang bisa mudah ditemukan di Jepang. Banyak juga mangaka yang diberi apresiasi atas karyanya, seperti Aoyama Gosho dengan Detective Conan-nya yang juga menjadi destinasi saya di postingan sebelumnya. Nah, Kyoto International Manga Museum menjadi saksi betapa komik Jepang menjadi raja baik di negaranya sendiri maupun di dunia.

Berdiri sejak tahun 2006, Kyoto International Museum terdiri dari bangunan tiga lantai dan basement. Hampir seluruh dindingnya ditutupi oleh rak manga dalam bahasa jepang, walaupun sebagian ada beberapa manga terjemahan (manga dengan Bahasa Indonesia juga ada lho!).

Setelah membayar tiket masuk sebesar ¥800 saya diwanti-wanti mbak penjaganya untuk tidak mengambil foto atau video di dalam museum. “TAPI MBAK, SAYA KAN MAU BIKIN CJ!”, jerit saya dalam hati. Tapi mbaknya diem aja (ya iya lah). Alhasil hanya bisa foto bagian depan saja :'(

Bagian depan museum
Bagian luar museum. SUPER PE-WE

Lelah berkeliling, sekitar jam empat atau lima sore waktu setempat, perut kami sudah mulai keroncongan lagi. Mau makan tapi nggak tau dimana, akhirnya kami memutuskan untuk makan di Manga Cafe yang terletak di depan museum. Buat yang belum tau, di perjalanan ala-ala backpacker ini, saya berniat untuk menekan budget pada pengeluaran makanan (selain karena banyak yang non halal juga sih). Untunglah beragam menu yang ada terdiri dari makanan non-pork. Pramusaji juga membantu kami dalam memilih makanan apa saja yang bisa kami makan. Yes, ini adalah makanan termewah kami selama di Jepang :’) *nangis terharu*

Nasi kuning curry
Itadakimasu!
Flatlay first :p

Selesai juga petualangan kami hari itu! Sekitar pukul enam sore akhirnya kami kembali ke hostel (setelah nyasar berkali-kali, salah naik bus :p). Di hostel kami rebahan sebenatar, mandi, dan sekitar jam 8 malam kami jalan-jalan di sekitar hostel mencari pernak-pernik khas Jepang dan makan malam (guess what, yap, makan onigiri sama minum susu lagi, hahahahaa).

Walaupun masih ada buanyaaaaaaaakkkk tempat wisata di Kyoto yang belum kami kunjungi, tapi rasanya puas banget bisa keliling ke tiga tempat wisata dalam 1 hari di Kyoto dan memanfaatkan waktu seharian dengan baik. Tips bagi yang mau mengunjungi Kyoto nih: rencanakan baik-baik tujuan wisatanya. Dengan perencanaan yang baik, waktu berkunjung dari satu tempat ke tempat yang lain juga lebih terorganisir dan bisa diperkirakan. Kalau bisa sekalian pelajari rute bus tokyo karena akan sangat membantu di perjalanan.

Malam itu lagi-lagi kami tutup dengan senyuman: BESOK KAMI MENUJU HAKONE!!! 😀

===============

Japan Stories adalah postingan yang saya buat untuk menceritakan perjalanan dan pengalaman saya traveling ke Jepang selama delapan hari, terhitung dari tanggal 20-28 Mei 2015. Pertanyaan mengenai perjalanan dan itinerary bisa diajukan melalui komen di setiap postingan. Perjalanan bisa dibaca secara utuh disini, Enjoy reading! 🙂

Arsip

MEMBER OF:

logo komunitas blog
kumpulan emak blogger
Logo Komunitas BRT Network
Seedbacklink

Baca Juga Artikel Berikut:

Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments