Setelah kami puas jalan-jalan ke beberapa tempat di Sukabumi, masih dalam rangkaian Amazing Geopark Adventure Tourism atau AGAT 2017, di hari yang sama perjalanan dilanjutkan ke Situs Tugu Gede atau biasa dikenal dengan sebutan Situs Tugu Cengkuk. Jaraknya cukup jauh dari tempat kami menginap. Total perjalanan kurang lebih 4 jam melewati jalanan aspal dan bebatuan yang naik turun.
Menikmati Kelezatan Durian Cikakak
Di perjalanan kami berhenti sejenak di salah satu penjual durian khas sukabumi, Durian Cikakak. Rezeki anak soleh banget bisa merasakan (lagi) kelezatan durian asli Sukabumi ini! Terakhir makan durian ini ketika kelas 2 SMP (tahun 1650, wkwk) sampe udah lupa rasanya!
Jujur, nggak sempet foto bentuk durian ini dari dekat karena begitu durian dibuka langsung kami serbu habis! Ya Allah enak banget sampe mau nangis *lebay tapi bener*
Dibuka langsung habis :”) |
Manisan duren, apa yang megang duren? *langsung muntah* |
Pernah nyoba Durian Medan? Dulu saya pikir durian terenak cuma ada di Tanah Sumatera. Ternyata di kampung halaman juga sama enaknya *pengen nangis lagi ngebayangin enaknya*
Durian Cikakak ini satu level lah menurut saya sama Durian Medan. Rasanya premium! Legit, nggak lembek, manis & pahitnya pas, dan bisa dikunyah (ini yang penting). Belum lagi aromanya yang semerbak mewangi sepanjang hari yang langsung keluar ketika durian dibelah~ Enaaaak~
Beruntung banget kami datang disaat musim durian tiba, jadi stok masih buanyak banget dan bebas milih ukurannya. Satu durian dibanderol mulai dari Rp.40.000, tergantung besar atau kecilnya buah. I bet you, it’ll worth every penny!
Belajar Sejarah Sunda di Tugu Cengkuk
Setelah cukup mabok durian, kami melanjutkan perjalanan ke Tugu Cengkuk, situs peninggalan sejarah zaman Megalitik. 30 menit perjalanan, mobil kami berhenti. Saya kira sudah sampai, eh ternyata kami harus ganti mobil karena bus travel yang kami naiki tidak kuat menanjak di jalanan bebatuan!
Hahahaha seruu! Sepanjang perjalanan kami makin banyak ngobrol dan bercanda dengan pemandangan perjalanan yang memanjakan mata. A day to remember bingits pokoknya.
Anti Mainstream Mainstream Club |
Kurang lebih satu jam perjalanan naik truk bak seperti ini. |
Jam menunjukan pukul 3 sore ketika kami sampai di rumah Abah, penjaga dan tetua adat di kawasan Tugu Cengkuk, Kecamatan Cikakak. Kami pun bergegas menuju tugu yang berjarak 20 menit jalan kaki naik-turun bukit! Ya Allah beri saya kekuatan fisik dan batin. Hahahaha…
Napas saya tersengal-sengal ketika akhirnya sampai di Tugu Gede ini. (ketahuan jarang olahraga)
Naik-turun bukit yang cukup bikin kehabisan napas |
Lumbung Padi yang tersebar di Kecamatan Cikakak |
Tugu Cengkuk sebagai Cagar Budaya |
Abah dan Tugu Cengkuk |
One selfie won’t hurt |
Batu yang berfungsi untuk mandi |
batu yang berfungsi sebagai meja dan pencatatan simbol sejarah pada masanya |
Batu yang berfungsi untuk memasak/menumbuk padi |
Kang Geri sebelum keesokan harinya …… (isi titik-titiknya, hahahaha) |
Well, Abah banyak bercerita tentang sejarah bebatuan yang ada disini. Tugu Cengkuk, batu terbesar, dahulu digunakan sebagai tempat peribadatan. Tugu ini sudah ada sejak zaman Prabu Siliwangi. Dan konon, Prabu Siliwangi diduga “menghilang” di kawasan ini.
Sementara bebatuan lainnya yang tersebar di wilayah seluas 2 hektar ini. Semua bebatuan peninggalan bersejarah ini memiliki fungsi yang beragam. Ada yang berfungsi sebagai meja diskusi, tempat mandi, hingga tempat mengolah beras.
Saya kagum banget dengan keterampilan masyarakat zaman dulu dimana ketika teknologi belum canggih, tapi mereka sudah memiliki sistem hidup yang terstruktur dengan memanfaatkan kondisi alam semaksimal mungkin. Perjalanan jauh dan capek pun terbayar tuntas dengan pengalaman dan cerita yang saya dapatkan disni! ☺
=========
Amazing Geopark Adventure Tourism Journals:
(1) Enchanted by AGAT: Another Face of Beautiful Sukabumi
(2) Kelezatan Durian Cikakak dan Pesona Tugu Cengkuk Sukabumi
seru sekali perjalanan menuju tugu cengkuk sukabumi sambil menikmati kelezatan durian cikakak
Bangettt ^^
Euleuh, jaman mana saya terkahir ketemu Kang Geri
Eta naik kolbak terbuka pasti bakal dikenang sepanjang masa kalau sama orang kota mah ya. Hehehe
Iya teh..haha.. Lho, apakah saling kenal?
Waah serunya AGAT ya Mbak. Mbak Diaz asli Sukabuni? Aku beberapa kal kesana termasuk Kabupaten nya. Pernah juga naik mobil bak ke hutan a gitu
Iyaa mba! Waaa main ke mana aja waktu itu? 😀
Aku suka bangeeetttttt sama durian. Klo udah makan tuh bisa gak berenti2. Udah lama niihh gak makan durian
Sama mba! :9
Seru banget perjalanannya, apalagi disambut dengan durian yang manis-manis. Emang perlu perjalanan seperti ini jadi kita lebih mengenal budaya lainnya.
Jadi ingat dulu di rumah mbahku kalau mandi alasnya ya batu mirip seperti itu, Wadah untuk air juga pakai batu yang bentuknya mirip seperti bak mandi. Hehe
Mungkin karena sama-sama di Jawa Barat ya, lumbung padi dan alas mandinya mirip di Baduy, malah batu besar itu di Baduy ada yang dulunya dibuat sholat sunan siapa gitu.Aku lupa pernah diceritain sama warga Baduy DAlam