Waktu berlalu. Hidup berjalan. Orang berubah. Pun saya.
Singkirkan definisi baik dan buruk yang kamu ketahui. Definisi itu, tidak berlaku dalam apa yang sedang saya hadapi. Sini, mendekat dan dengarkan…
Hidup selalu mempunyai dua sisi. Dua sisi yang selalu berlawanan. Kita tidak bisa menghilangkan salah satunya karena mereka bersifat kekal. Yang satu tidak dapat hidup tanpa yang lain, yang satu tidak bisa ada tanpa keberadaan yang lain. Bukan, ini bukan mengenai Harry Potter dan Lord Voldemort.
Tapi tentang pijak yang harus saya pilih.
Baik buruk. Bagus jelek. Bumi langit. Positif negatif.
Apapun yang ada diantaranya akan musnah karena kalah kuat. Hilang di telan apapun yang lebih besar. Waktu, usia, persaingan, ambisi…
Orang berubah.
Tapi apa yang terjadi jika kebalikannya? Bagaimana jika ketakutan ini benar?
Sepertinya memang.
Saya mundur ke belakang.
Seperti 2+(-4)
Atau x(-x)
Terlalu banyak merencanakan tanpa melaksanakan. Terlalu banyak melihat sisi buruk tanpa mengintip sisi baik. Terlalu sering melihat masa lalu tanpa membuat perkiraan masa depan. Terjebak pada kesalahan yang sama.
Ini sungguh tidak benar, terlalu nyaman berpijak di tempat yang salah.
Lalu disinilah saya akan berikrar, untuk perlahan melepaskan ikatan. Menjalankan semua yang telah direncanakan. Berjuang untuk sesuatu yang pantas didapatkan. Membersihkan tumpukan mimpi di sudut langit-langit kamar dari tumpukan debu. Mulai berlari hingga mencapai tujuan. Lalu berpijak di tempat yang benar. Supaya berhasil, dan diingat.
Dan semoga,
penyakit perut ini tidak terus menghalangi.
Terima kasih, untuk pemberi mawar yang selalu membiarkan saya menjadi diri saya sendiri.
Terima kasih, karena rela menjadi penyangga untuk topeng yang selalu saya gunakan.
Terima kasih, telah mengingatkan saya untuk membuang topeng itu.
Hmm, mungkin topengnya tidak akan saya buang, tapi akan saya hancurkan perlahan-lahan agar benar-benar hilang dan tidak dapat ditemukan lagi. 🙂