Plok-Plok-Plok

oleh | Nov 18, 2011 | Geje, Kuliah | 0 Komentar

Tepuk tangan yang riuh pasti ada bersamaan dengan atraksi yang menakjubkan. Katakanlah siang ini, ketika saya terjebak di salah satu warnet paling cihuy se-Yogyakarta karena aspal sedang dihujam air dari langit, saya disuguhi satu tontonan menarik. Yang saking menariknya, saya terkesan, berdiri, dan bertepuk tangan meriah. Saya jadi ingat kalau pikiran saya juga sedang riuh-ricuh. Pikiran saya sedang bertepuk tangan. Bukan, bukan tepuk tangan sorak sorai meriah seperti yang baru saya lakukan, tapi tepukan pelan yang dapat diuntai.
PLOK! Rasanya tuntutan untuk segera memulai skripsi mulai datang bertubi-tubi. Padahal tidak ada bahkan seorangpun yang menuntut saya untuk segera meng-ganjil-kan kuliah. Kecuali yang pada nanya ‘kapan lulus’ sih.
PLOK! Gini yah rasanya ditolak, Bukan cinta, tapi judul. Bukan ditolak sih, lebih tepatnya di revisi. Tapi teteuup. Saya ini minus sekali kalau urusan menganalisis. Analisis terakhir yang saya lakukan adalah: saya mendiagnosa diri saya sendiri sebagai vampir. See? Kenapa ya, mungkin karena saya terlalu mengalir. Eh, nggak nyambung juga sih. Yah, pokoknya saya gak pintar menganalisis, gak teoritis, terlalu spontan, terlalu sering berganti-ganti, terlalu berisik, terlalu oh terlalu…
PLOK! Kebanyakan mikir tanpa tindakan nggak bakal ngehasilin apa-apa. Mungkin sekarang yang saya butuhkan adalah belajar beranalisis yang teoritis dan romantis untuk bermetamorfosis. Gak nyambung. Lagi. Biarin.
PLOK! Atau yang saya butuhkan ‘kabur’ sejenak. Refreshing apalah gitu. Njait, nulis, foto-foto narsis, nyanyi-nyanyi di kamar mandi, ngepump, atau apalah yang penting jangan makan. Tumpukan sisa pembakaran yang tidak habis ini menjerit minta menghilang soalnya.
PLOK! Pilihan lain adalah saya kembali ke realita. Menyelesaikan apa yang seharusnya di revisi. Tapi oh tapi kemampuan analisis tidak datang seperti rasa mules di pagi hari. Oh, bahkan analisis kalah ya sama sampah perut.
PLOK! Dan aspal jalanan masih licin ketika saya selesai menulis ini. Licin yang membuat orang terpeleset. Hati-hati kalau pulang.
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

HI THERE!

DIaz Bela Blog

Diaz Bela Yustisia

Generasi 91, seorang ibu, dan ex-News TV Reporter yang sekarang sedang meniti “karir” di dunia digital.
Saya menulis tentang hal-hal yang saya sukai: pengalaman, opini, traveling, kuliner, dan lain-lain!
Talk to me about anything! 🙂

Arsip

MEMBER OF:

logo komunitas blog
logo komunitas blog
Logo Komunitas BRT Network