Sepatu #FF2in1 (2)

Written by Diaz Bela

Seorang ibu milenial, ex-News TV Reporter, dan digital enthusiast. Saya menulis tentang hal-hal yang saya sukai: pengalaman, opini, traveling, kuliner, dan lain-lain.

14 Agustus 2013

Ucok berdiri dibawah tiang bendera. Matahari bersinar terik diatas kepala anak sepuluh tahun itu hingga bayang-bayangnya tak nampak karena dimakan telapak kakinya sendiri. Kaki, huh. Ucok menatap ke bawah. Tangan kanannya masih dimirigkan 45derajat sementara matanya memandang kakinya lekat-lekat. Sepatu putih. Karena sepasang alas kaki inilah dirinya dihukum berdiri sambil hormat dibawah tiang bendera.
Ini hari senin, semua murid wajib memakai sepatu warna hitam untuk upacara.
Ucapan Pak Kepala Sekolah masih terngiang-ngiang di benaknya. Ucok kesal. Toh bukan kemauannya jika sepatu warna hitam, satu-satunya yang ia miliki malah mengibarkan bendera putih tanda halusinasi yang berarti minta ampun untuk tidak dipakai lagi. Solnya megap-megap kehabisan lem, bagian depannya jebol karena dipaksa mengikuti panjang kaki Ucok yang terus bertambah, warna sepatu itu pun bahkan bukan hitam: hitam kekuningan, luntur karena sering dipakai.
Ini adalah bukti, simbol Negara kita, Indonesia. Hasil jerih payah para pahlawan yang rela mengorbankan harta nyawanya demi kemerdekaan Indonesia. Merah berani! Putih suci!
Ucapan guru Sejarah pun masih terngiang di benak Ucok. Ucok mencoba berlapang dada. Pahlawan mengorbankan segalanya untuk mengibarkan bendera ini. Ia tidak boleh mengeluh hanya karena berdiri satu jam ditengah teriknya matahari hanya karena warna sepatu.
Ucok masih terus berdiri memakai sepatu putih.
Untuk semua yang selalu membenci upacara. Kenapa?

Arsip

MEMBER OF:

logo komunitas blog
kumpulan emak blogger
Logo Komunitas BRT Network
Seedbacklink

Baca Juga Artikel Berikut:

Lost

SourceAda yang hilang dari sorot matanya.Mata yang biasanya menatapku tajam itu tiba-tiba melunak, hampa tanpa...

Ambivalensi

Dalam Kilat mata itu, ada keraguan yang dipendam sejak lama. Yang muncul sesekali ketika disulut, seperti anjing...

Kisah Petik #FF2in1 (2)

Namaku Petik, usiaku 40 tahun, cukup tua untuk menjadi sejarah.Tak seperti biasanya, hari ini aku duduk di sudut...

Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments