Surga Tersembunyi di Nusa Lembongan & Nusa Ceningan

oleh | Jan 21, 2017 | Bali, Honemoon, Indonesia, Nusa Ceningan, Nusa Lembongan, Sewa Motor Bali, Traveling | 0 Komentar

Kami sempat bingung ketika mencari destinasi honeymoon. Saya pengennya ke Kalimantan tapi over budget (hahaha), mau ke Lombok tapi saya udah pernah (nggak mau rugi), tadinya juga sempat kepikiran ke Thalinad, Korea, atau Jepang karena kebetulan banget ada salah satu maskapai penerbangan yang lagi ngasih diskon lumayan.

Tapi, dipikir-pikir lagi karena saya orangnya nggak mau rugi banyak maunya, pasti nanti kalau ke luar negeri saya nggak bisa diem di sedikit tempat. Pasti saya ubek-ubek sedemikian rupa dengan memanfaatkan waktu yang ada (super nggak mau rugi). Nggak menikmati, ehm, momen dong!

Jadilah setelah 888 hari bertapa di depan komputer, dan tanya teman-teman (Diani dan Pamun) akhirnya kami memilih untuk pergi ke Nusa Lembongan dan Bali. Sekalian juga karena saya seumur hidup belum pernah ke Bali :’)

Nusa Lembongan merupakan sebuah pulau kecil yang terletak di tenggara Bali. Kurang lebih 11 kilometer jaraknya. Ketika sampai di Bandara Ngurah Rai, saya langsung pesan uber menuju Sanur. Dari Sanur kami menyeberang menggunakan fast boat menuju Mushroom Bay di Nusa Lembongan. Satu kapal kira-kira bisa memuat 20-30 penumpang. Tapi sayang, kebanyakan penumpangnya warga asing alias bule. Mulai deh, anxiety. Ini masih di Indonesia kan?

Begitu sampai di Mushroom Bay, saya telepon hotel tempat saya menginap untuk minta dijemput. Saya lupa nama hotelnya apa (kalau ingat akan saya tulis disini). Stafnya ramah dan sangat baik. Kali dijemput dua perempuan yang bisa membawa koper saya yang segede gaban itu. Oh ya, to be notice ya, kalau ke Lembongan saya sarankan bawa tas carrier saja, jangan koper.

Bawa koper mungkin terlihat lebih ringkas, tapi nggak ramah di medan perjalanan. Nggak bisa diseret di pantai (iyalah!) dan jalanan di Nusa Lembongan itu Allahuakbar, BATU semua. literally batu karena kebanyakan aspalnya sudah rusak. Yang masih bagus hanya sebagian jalan di dekat resort-resort “tengah kota” di Jungut Batu.

Well, sesampainya di hotel, kami istirahat sebentar dan pinjam motor dengan harga sewa Rp.70.000 per hari. Motor merupakan sarana transportasi utama di Lembongan. Dan kalau kesini memang nggak ada transportasi lain selain naik motor (kecuali mau ikut mobil truk dari agen-agen tour (biasanya ini pilihan bule-bule)). Kebanyakan hotel atau penginapan juga menyewakan motor. Jadi pastikan tanya atau pesan sekalian ketika booking hotel.

Pemandangan dari hotel tempat kami menginap
3 keliling dulu~
Budidaya rumput laut
Mengejar senja

Keesokan harinya kami mengunjungi area Mangrove dan Devil Tears. Semua tempat bisa dikunjungi dengan banuan google maps. Yah, jangan sampe lupa juga oles-oles sunblock karena panasnya menyengat!

Mencari area mangrove cukup tricky. Saya tanya ke penduduk lokal dan katanya tinggal menyusuri jalan raya di bibir pantai Jungut Batu, dan nanti disana akan ada banyak yang menawarkan paket wisata mangrove. Kami pun kesana dan ditawari ibu-ibu di pinggir jalan untuk wisata mangrove dengan biaya 50 ribu per orang. Bisa ditawar lagi tapi nggak tega karena harganya menurut kami masih masuk akal.

Pemandu wisata sekaligus pengayuh perahunya ibu-ibu itu. Beliau menjadi nahkoda kami di kapal kayuhnya selama 30 sampai 40 menit lamanya. Selama perjalanan beliau tidak banyak bicara. Saya kira akan dapat cerita tentang hutan mangrovenya gitu, tapi ternyata nggak. Saya pun nggak banyak tanya-tanya karena sibuk foto-foto. Kekekeke~

Capek dan kepanasan, kami mampir di Bali Eco Deli, tempat makan sehat gitu. Saya suka banget granola & yoghurtnya. Meleleh di mulut! Pas banget dimakan sore-sore sambil menunggu matahari terbenam. Energy ball-nya juga recomended banget! Harganya pun nggak beda dengan yang banyak dijual di Jakarta. Kerennya lagi, mereka ini mengusung tema green living, serba recycle dan no plastic! Good!

Rencana kami selanjutnya adalah dinner romantis ala-ala di The Deck. Setelah mendaki gunung lewati lembah, akhirnya ketemu juga tempat ini. Tapi sesampainya disana tempatnya penuh sama bule-bule! Duh, ngerasa gimana gitu. Saya masuk mau tanya ke resepsionisnya aja nggak digubris sama sekali. Bete banget. Udah susah nyari tempatnya, kecewa lagi sama pelayanannya.

Jadi inget pengalamannya Mbak Ade di Potato Head Bali. Waktu foto-foto di depan The Deck aja saya dilihatin sama petugasnya, pas masuk nggak digubris. Emosi tingkat dewa rasanya. Kami pun mlipir ke restoran di sebelahnya sambil kipas-kipas pakai uang seratus ribuan dan makan malam karena perut sudah keroncongan.

Super lezat!

Keesokan harinya kami menuju Nusa Ceningan, jaraknya lumayan jauh yaitu sekitar satu jam berkendara dengan motor. Jangan bayangkan jalannya mulus ya, gronjol-gronjol gitu ternyata karena aspalnya kebanyakan rusak :’)

Tujuan utama saya adalah ke Le Pirate Beach Club. Perasaan saya sama ketika saya sampai di The Deck. Dilihatin aja dari ujung kaki sampai ujung kepala. Jiper duluan karena tadinya mau foto-foto tapi nggak jadi. Kami hanya nyemil-nyemil cantik sambil membasahi tenggorokan. Panasnyo…

Oh ya, Nusa Lembongan dan Ceningan disatukan oleh Jembatan Kuning. Ternyata, 3 bulan setelah saya ke Ceningan, Jembatan Kuning ambruk. Beberapa motor yang sedang melintas pun tercebur ke laut. 7 orang tewas dan 18 orang terluka. My deep condolence for the victims :'(

Piatos & tomat ulek :))

Keesokannya kami kembali menuju Sanur melalui Mushroom Bay. Di Sanur kami makan dulu di warung makan Mak Beng sebelum ke penginapan kami di Kutabex, Kuta. Di Bali saya menginap 3 hari dan keliling ke banyak tempat wisata: pusat belanja di Kuta, Joger, Ulu Watu, Pasar Sukowati, dan lain-lain.

Oh ya saya juga cucok sama kulinernya terutama nasi campur, nasi pedas, dan nasi-nasi rames lainnya. Setiap makan pasti nambah (sumpah doyan!). Tiga hari di Bali belum puas rasanya walaupun udah jalan-jalan kesana-kemari sampai masuk angin (kita keliling sewa motor dan sesekali naik uber). Akhirnya pecah telor juga menginjak pulau dewata ini! 😀

Oh ya saya juga menyarankan untuk sewa motor jauh hari sebelum ke Bali. Karena bakal susah ketemu rental motor apalagi kalau kita ke Bali pas musim libur dan musim kawin. Beruntung waktu itu berbekal riset 15 menit yang istiqomah, saya dapat kontak Mas Bayu (+6287860985449), pemilik rental motor yang lokasinya di Kuta. Servisnya cepat dan nggak ribet. Super recomended! Jalan-jalan di Bali pun makin mantap!

Pantai Kuta dari depan kamar hotel
Hmm.. jadi pengen kembali lagi ke Nusa Lembongan, Ceningan, dan Bali!
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

HI THERE!

DIaz Bela Blog

Diaz Bela Yustisia

Generasi 91, seorang ibu, dan ex-News TV Reporter yang sekarang sedang meniti “karir” di dunia digital.
Saya menulis tentang hal-hal yang saya sukai: pengalaman, opini, traveling, kuliner, dan lain-lain!
Talk to me about anything! 🙂

Arsip

MEMBER OF:

logo komunitas blog
logo komunitas blog
Logo Komunitas BRT Network